Kehidupan didunia tak lain hanyalah sebuah batu loncatan
bagi kehidupan yang lebih besar, dahsyat, dan kekal, yakni kehidupan akhirat.
Sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu menuturkan “manusia
sedang tidur, tatkala mereka mati barulah ia tersadar”
Allah adalah sang maha adil, Ia menciptakan manusia dan
tidak meniggalkan mereka begitu saja, melainkan Allah mengutus ketengah mereka
para Rasul dan menurunkan pada mereka kitab agar dijadikan acuan dan pedoman
dalam kehidupan didunia, kendatipun diantara mereka tetap ada yang ingkar
terhadap Rasul dan kitab-Nya.
Allah mengabarkan melalui firman-Nya dan lisan Rasul-Nya
bahwa hanya ada dua pilihan bagi mereka yang telah mati, bahagia atau tersiksa.
Kubur bisa menjadi taman diantara taman-taman surga atau lembah diantara
lembah-lembah neraka.
Melalui banyak ayat-Nya Allah mengabarkan keadaan
orang-orang kafir pada hari kiamat, saat dimana mereka melihat adzab dan siksa
dengan mata kepala sendiri. Pada hari itu mereka yakin bahwa adzab yang dahulu
diancamkan tatkala didunia benar-benar akan ditimpakan pada mereka. Penyesalan,
hanya itu yang mereka rasakan.
“Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari
(hal) ini, maka kami singkapkan dari padamu tutup (yang menutupi) matamu, maka
penglihatanmu pada hari itu sangat tajam” QS Qaf: 22
“Andaikata kami dahulu mau mendengarkan atau
memikirkan (peringatan itu), niscaya kami tidaklah termasuk penghuni-penghuni
neraka yang menyala-nyala” QS al-Mulk: 10
“Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat
ketika orang-orang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya,
(mereka berkata), “Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka
kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya
kami adalah orang-orang yakin” as-Sajdah: 12
Maksud perkataan ini, sebagaimana dijelaskan Imam Ibnu
Katsir rahimahullah, “Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar,
maka kembalikanlah kami ke dunia untuk melakukan amal shaleh, sesungguhnya kami
sekarang telah yakin bahwa janji-Mu adalah benar dan perjumpaan dengan-Mu
adalah benar.”
Imam Qatadah rahimahullah mengatakan, “Demi
Allah, mereka tidak berharap dikembalikan ke dunia untuk menjumpai keluarga dan
kaum kerabat, akan tetapi mereka berharap dikembalikan ke dunia untuk
melaksanakan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla . Lihatlah harapan dan
keinginan orang-orang yang tidak melaksanakan ketaatan kepada Allah ketika di
dunia! Karena itu, berbuatlah ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla
(sewaktu masih hidup di dunia).”
Namun penyesalan dihari itu tiada guna, hari dimana
kepala tertunduk takut dan malu. There is no second chance, tidak ada
kesempatan kedua. Ibarat nasi sudah menjadi bubur. Malang tak dapat ditolak
mujur tak dapat diraih. Penyesalan sebatas penyesalan.
Penyesalan tiada berguna
Ada dua penyesalan yang tidak berguna sama sekali;
Pertama: penyesalan diwaktu ajal menjemput.
“Dan infaqkanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu
sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata,
“Ya Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang
dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang
shaleh” al-Munafiqun: 10
“Hingga ketika Fir’aun itu hampir tenggelam, dia berkata, “Saya percaya
bahwa tidak ada Rabb (berhak diibadahi) melainkan (Rabb) yang dipercayai oleh
bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).
(Kemudian dikatakan kepadanya), “Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal
sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang
yang berbuat kerusakan”. QS Yunus: 90-91
Kedua: Penyesalan ketika adzab didepan mata
“Dan kamu akan melihat orang-orang yang zhalim ketika mereka melihat
adzab berkata, “Adakah kiranya jalan untuk kembali ke dunia?” as Syuara :
44
Penyesalan yang berguna
Semua penyesalan diatas
tiada berguna sama sekali, berbeda dengan penyesalan ketika masih didunia,
Taubat.
Taubat adalah kembali taat kepada Allah dan menyesal dengan
bersungguh-sungguh terhadap dosa yang telah dilakukan baik dosa besar mahupun
dosa kecil serta memohon ampunan dari Allah.
Sebagai makluk yang
berakal tentunya hal bergunalah yang harusnya dipilih, yakni menyesal ketika
masih ada kesempatan memperbaiki diri.
Apa saja yang mereka sesalkan?
Banyak hal yang para
penghuni neraka sesalkan dikehidupan dunia mereka, diantaranya:
1. Menyesal karena tidak mentaati Allah dan Rasul-Nya
“pada hari ketika muka mereka
dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata
kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul." Al Ahzab : 66
“dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim
menggigit dua tangannya[1064], seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku
mengambil jalan bersama-sama Rasul.” Al Furqon : 27
2. Menyesal karena telah mendustakan Al Qur’an dan tidak sepenuhnya beriman.
“dan jika kamu (Muhammad)
melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya
Kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan Kami, serta
menjadi orang-orang yang beriman.” Al An’am : 27
3.
Menyesal karena bergaul dengan teman yang salah.
“kecelakaan
besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman
akrab(ku)” Al Furqon : 19
4.
Menyesal karena harta dunia tidak berguna baginya kelak.
“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari
sebelah kirinya, Maka Dia berkata: "Wahai Alangkah baiknya kiranya tidak
diberikan kepadaku kitabku (ini). dan
aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian Itulah
yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat
kepadaku.” Al
Haqqah : 24-29
5. Menyesal karena tidak mengerjakan kebaikan dan amal shalih
“Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat
ketika orang-orang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya,
(mereka berkata), “Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka
kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya
kami adalah orang-orang yakin” as-Sajdah: 12
Namun disana ada penyesalan baik yang ternyata juga tiada
berguna, yakni penyesalan para penghuni surga terhadap karib kerabat mereka. “dikatakan (kepadanya):
"Masuklah ke syurga". ia berkata: "Alangkah baiknya sekiranya
kamumku mengetahui. apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan
menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan". Yasin :
26-27
Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang menyesal
kelak. Wallahu A’lam (Rosyid Abdurrohman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar