Kamis, 09 Agustus 2018

Semua Sudah Terlambat

           Kehidupan didunia tak lain hanyalah sebuah batu loncatan bagi kehidupan yang lebih besar, dahsyat, dan kekal, yakni kehidupan akhirat. Sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu menuturkan “manusia sedang tidur, tatkala mereka mati barulah ia tersadar”
sebuah perkataan singkat yang sarat makna bahwa dunia bagaikan mimpi dalam tidur yang tidak ada bekas ketika terbangun. Begitulah dunia, ketika seorang mati, dunia hanya tinggal kenangan baginya dan apapun yang pernah terjadi tidak akan pernah kembali dan terulang. Sekarang akhirat memang baru cerita namun kelak dunia yang tinggal cerita.
Allah adalah sang maha adil, Ia menciptakan manusia dan tidak meniggalkan mereka begitu saja, melainkan Allah mengutus ketengah mereka para Rasul dan menurunkan pada mereka kitab agar dijadikan acuan dan pedoman dalam kehidupan didunia, kendatipun diantara mereka tetap ada yang ingkar terhadap Rasul dan kitab-Nya.
Allah mengabarkan melalui firman-Nya dan lisan Rasul-Nya bahwa hanya ada dua pilihan bagi mereka yang telah mati, bahagia atau tersiksa. Kubur bisa menjadi taman diantara taman-taman surga atau lembah diantara lembah-lembah neraka.
Melalui banyak ayat-Nya Allah mengabarkan keadaan orang-orang kafir pada hari kiamat, saat dimana mereka melihat adzab dan siksa dengan mata kepala sendiri. Pada hari itu mereka yakin bahwa adzab yang dahulu diancamkan tatkala didunia benar-benar akan ditimpakan pada mereka. Penyesalan, hanya itu yang mereka rasakan.
“Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka kami singkapkan dari padamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu sangat tajam” QS Qaf: 22
“Andaikata kami dahulu mau mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), niscaya kami tidaklah termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala” QS al-Mulk: 10
Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya, (mereka berkata), “Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yakin” as-Sajdah: 12
Maksud perkataan ini, sebagaimana dijelaskan Imam Ibnu Katsir rahimahullah, “Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia untuk melakukan amal shaleh, sesungguhnya kami sekarang telah yakin bahwa janji-Mu adalah benar dan perjumpaan dengan-Mu adalah benar.”
Imam Qatadah rahimahullah mengatakan, “Demi Allah, mereka tidak berharap dikembalikan ke dunia untuk menjumpai keluarga dan kaum kerabat, akan tetapi mereka berharap dikembalikan ke dunia untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla . Lihatlah harapan dan keinginan orang-orang yang tidak melaksanakan ketaatan kepada Allah ketika di dunia! Karena itu, berbuatlah ketaatan kepada Allah Azza wa Jalla (sewaktu masih hidup di dunia).”
Namun penyesalan dihari itu tiada guna, hari dimana kepala tertunduk takut dan malu. There is no second chance, tidak ada kesempatan kedua. Ibarat nasi sudah menjadi bubur. Malang tak dapat ditolak mujur tak dapat diraih. Penyesalan sebatas penyesalan.
Penyesalan tiada berguna
Ada dua penyesalan yang tidak berguna sama sekali;
Pertama: penyesalan diwaktu ajal menjemput.
“Dan infaqkanlah sebagian dari apa yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata, “Ya Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh” al-Munafiqun: 10
“Hingga ketika Fir’aun itu hampir tenggelam, dia berkata, “Saya percaya bahwa tidak ada Rabb (berhak diibadahi) melainkan (Rabb) yang dipercayai oleh bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah). (Kemudian dikatakan kepadanya), “Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan”. QS Yunus: 90-91
Kedua: Penyesalan ketika adzab didepan mata
“Dan kamu akan melihat orang-orang yang zhalim ketika mereka melihat adzab berkata, “Adakah kiranya jalan untuk kembali ke dunia?” as Syuara : 44
Penyesalan yang berguna
                Semua penyesalan diatas tiada berguna sama sekali, berbeda dengan penyesalan ketika masih didunia, Taubat.
Taubat adalah kembali taat kepada Allah dan menyesal dengan bersungguh-sungguh terhadap dosa yang telah dilakukan baik dosa besar mahupun dosa kecil serta memohon ampunan dari Allah.
                Sebagai makluk yang berakal tentunya hal bergunalah yang harusnya dipilih, yakni menyesal ketika masih ada kesempatan memperbaiki diri.
Apa saja yang mereka sesalkan?
                Banyak hal yang para penghuni neraka sesalkan dikehidupan dunia mereka, diantaranya:
1. Menyesal karena tidak mentaati Allah dan Rasul-Nya
“pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul." Al Ahzab : 66
“dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya[1064], seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.” Al Furqon : 27
2. Menyesal karena telah mendustakan Al Qur’an dan tidak sepenuhnya beriman.
“dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya Kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan Kami, serta menjadi orang-orang yang beriman.” Al An’am : 27
3. Menyesal karena bergaul dengan teman yang salah.
“kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku)” Al Furqon : 19
4. Menyesal karena harta dunia tidak berguna baginya kelak.
“Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, Maka Dia berkata: "Wahai Alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini).  dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian Itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.” Al Haqqah : 24-29
5. Menyesal karena tidak mengerjakan kebaikan dan amal shalih
Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Rabbnya, (mereka berkata), “Wahai Rabb kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal shaleh. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yakin” as-Sajdah: 12
Namun disana ada penyesalan baik yang ternyata juga tiada berguna, yakni penyesalan para penghuni surga terhadap karib kerabat mereka. “dikatakan (kepadanya): "Masuklah ke syurga". ia berkata: "Alangkah baiknya sekiranya kamumku mengetahui. apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimuliakan". Yasin : 26-27

Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang menyesal kelak. Wallahu A’lam (Rosyid Abdurrohman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar