1. Belajar
dan mencari kebenararan, tidak hanya mengikuti nenek moyang tanpa pernah mau
berfikir.
Kisah Ibrahim muda sebelum diangkat menjadi
Nabi dan mendebat ayahnya yang menyembah berhala, hingga kemudian beliau
mencari kebenaran tentang sang pencipta Allah abadikan dalam QS. Al An’an: 74 –
84
Nabi Ibrahim adalah sosok yang kritis, penuh
pemikian, dan tidak mudah menerima sesuatu yang sukar dicerna akal sehat, dalam
Qs. Al Baqarah: 260 beliau bahkan meminta supaya Allah memperlihatkan padanya
bagaimana Allah menghidupkan makhluk yang sudah mati.
Hal itulah yang kemudian menjadikan beliau
termasuk manusia yang paling kuat imannya pada Allah, karena dalamnya pemahaman
beliau akan keagungan Allah.
2. Berani
melawan kedhaliman meski sendirian dan tidak punya komunitas.
Ketika diangkat menjadi Nabi beliau langsung
berani menghadapi raja dhalim, kisah dialog beliau VS rakyat babilonia ini
Allah abadikan dalam QS. Al Anbiya’: 51 – 73.
Sebuah drama nan elok diperlagakan oleh Nabi
Ibrahim alaihissalam, dimana beliau seorang diri berani menantang dan mendebat
raja angkuh namrud Namrud yang mendeklarasikan diri sebagai tuhan yang harus
disembah seluruh penghuni negeri Babilonia.
3. Sabar
terhadap ujian dakwah.
Tersebab ‘kelancangan’ Nabi Ibrahim mendebat
dan menentang eksistensi Namrud sebagai tuhan, Nabi Ibrahim diganjar hukuman
mati, tidak sekedar hukuman mati biasa, melainkan hukuman mati dengan cara
dibakar, hukuman yang saat itu belum pernah divoniskan oleh orang selain Nabi
Ibrahim, dikatakan api yang digunakan untuk menghukum Nabi Ibrahim adalah api
terbesar yang pernah ada dalam sejarah keapian didunia ini.
Beliau tiada menangis dan mengeluh meski
dilemparkan kedalam api oleh raja jahat nan dhalim, disaksiakan seluruh rakyat
babilon yang tiada beriman. Kisah ini terdapat dalam QS. Al Anbiya’: 67 – 70
4. Taat
terhadap perintah Allah meski berat jika dirasa.
Dalam hal
ini setidaknya ada dua perintah Allah yang sangat berat dan tidak bisa dipikul
oleh manusia zaman now:
a. Allah perintahkan
untuk meninggalkan istri tercinta dan anak bayi yang baru lahir disebuah lembah
kosong tak berpenghuni.
b. Ketika anak
tercintanya sudah beranjak dewasa dan mampu diajak berkerja membantunya Allah
perintahkan untuk menyembelihnya sebagai bukti cinta pada Allah. Dengan rela ia
menaati perintah Allah, meski di endingnya Allah gantikan Ismail dengan
kambing.
5. Mampu
menjadi ayah teladan yang menghasilkan keturunan shalih nan taat pada Allah.
Nabi
Ibrahim mendapat julukan sebagai bapak para Nabi, kenapa? Tak lain karena semua
Nabi setelah beliau lahir dari keturunannya, termasuk Nabi besar Muhammad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar