Senin, 13 Agustus 2018

Pelajaran Berharga dari Perjalanan Hidup Nabi Ibrahim alaihissalam.

1. Belajar dan mencari kebenararan, tidak hanya mengikuti nenek moyang tanpa pernah mau berfikir.
Kisah Ibrahim muda sebelum diangkat menjadi Nabi dan mendebat ayahnya yang menyembah berhala, hingga kemudian beliau mencari kebenaran tentang sang pencipta Allah abadikan dalam QS. Al An’an: 74 – 84

Nabi Ibrahim adalah sosok yang kritis, penuh pemikian, dan tidak mudah menerima sesuatu yang sukar dicerna akal sehat, dalam Qs. Al Baqarah: 260 beliau bahkan meminta supaya Allah memperlihatkan padanya bagaimana Allah menghidupkan makhluk yang sudah mati.
Hal itulah yang kemudian menjadikan beliau termasuk manusia yang paling kuat imannya pada Allah, karena dalamnya pemahaman beliau akan keagungan Allah.

2. Berani melawan kedhaliman meski sendirian dan tidak punya komunitas.
Ketika diangkat menjadi Nabi beliau langsung berani menghadapi raja dhalim, kisah dialog beliau VS rakyat babilonia ini Allah abadikan dalam QS. Al Anbiya’: 51 – 73.
Sebuah drama nan elok diperlagakan oleh Nabi Ibrahim alaihissalam, dimana beliau seorang diri berani menantang dan mendebat raja angkuh namrud Namrud yang mendeklarasikan diri sebagai tuhan yang harus disembah seluruh penghuni negeri Babilonia.

3. Sabar terhadap ujian dakwah.
Tersebab ‘kelancangan’ Nabi Ibrahim mendebat dan menentang eksistensi Namrud sebagai tuhan, Nabi Ibrahim diganjar hukuman mati, tidak sekedar hukuman mati biasa, melainkan hukuman mati dengan cara dibakar, hukuman yang saat itu belum pernah divoniskan oleh orang selain Nabi Ibrahim, dikatakan api yang digunakan untuk menghukum Nabi Ibrahim adalah api terbesar yang pernah ada dalam sejarah keapian didunia ini.
Beliau tiada menangis dan mengeluh meski dilemparkan kedalam api oleh raja jahat nan dhalim, disaksiakan seluruh rakyat babilon yang tiada beriman. Kisah ini terdapat dalam QS. Al Anbiya’: 67 – 70

4. Taat terhadap perintah Allah meski berat jika dirasa.
Dalam hal ini setidaknya ada dua perintah Allah yang sangat berat dan tidak bisa dipikul oleh manusia zaman now:
a.       Allah perintahkan untuk meninggalkan istri tercinta dan anak bayi yang baru lahir disebuah lembah kosong tak berpenghuni.
b.      Ketika anak tercintanya sudah beranjak dewasa dan mampu diajak berkerja membantunya Allah perintahkan untuk menyembelihnya sebagai bukti cinta pada Allah. Dengan rela ia menaati perintah Allah, meski di endingnya Allah gantikan Ismail dengan kambing.

5. Mampu menjadi ayah teladan yang menghasilkan keturunan shalih nan taat pada Allah.

Nabi Ibrahim mendapat julukan sebagai bapak para Nabi, kenapa? Tak lain karena semua Nabi setelah beliau lahir dari keturunannya, termasuk Nabi besar Muhammad. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar