Kamis, 09 Agustus 2018

Permusuhan yang Tiada Akhir

                Sudah digariskan sejak sebelum dunia tercipta, bahwa akan dua episode peperangan besar, peperangan yang ditakdirkan tak kan usai hingga hingga ditiupnya sangkakala, perang antara setan dan manusia. Peperangan ini diawali setelah selesainya penciptaan Nabi Adam alaihissalam selaku nenek moyang umat manusia,
semua makhluk langit diperintahkan bersujud kepada Adam sebagai penghormatan atasnya. Para malaikat bersujud, namun disana ada sesosok makhluk yang enggan bersujud, makhluk dari kalangan ‘jin’ yang dalam Tafsir Ibnu Katsir disebut-sebut memiliki nama Azazil, ialah yang kelak tenar dengan sebutan Iblis la’natullah ‘alaih
                Manusia diberi hawa nafsu dan syahwat sebagai alat untuk mendatangkan hal yang bermanfaat baginya, mereka diberi amarah sebagai alat menepis hal yang menyakitinya, dan mereka diberi akal sebagai alat pendidik serta mengajak berbuat adil dalam setiap hal. Disisi lain, semua hal diatas adalah salah satu dari sekian banyak senjata setan dalam menjerumuskan manusia dalam lubang kehancuran dan kehinaan. Hawa nafsu setan jadikan berlebihan, amarah mereka jadikan alat pemutus kekrabatan, dan akal mereka jadikan alat pengusung keraguan akan keesaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
                Betapa banyak manusia hancur karena hawa nafsu, amarah, dan akal mereka sendiri. Hawa nafsu mengajak manusia menapaki hinanya perzinaan, korupsi, kesombongan, dan banyak lagi dosa yang selevel. Amarah menggiring manusia memutus tali kekerabatan, memisahkan antara suami dan istri, berbuat kasar, menyakiti dan mendholimi orang lain. Sedang akal mewaswaskan kepada diri manusia agar ragu terhadap eksistensi Allah sang maha segalanya dengan berbagai retorika neraka yang seolah indah namun memperdaya.
                Ketahuilah bahwa Iblis adalah dalang dibalik semua dosa dan maksiat yang merajalela, Iblis beserta semua setan bala tentaranya mengerahkan ide, tenaga, dan seluruh daya upaya dalam rangka menjauhkan manusia dari sang pencipta. Jauh-jauh hari Allah melalui firman-Nya telah mengingatkan akan eksistensi mereka;
“dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” QS. Al-Baqarah : 168-169
“Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir).” QS. Al-Baqarah : 268
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)” QS. Al-Maidah : 91
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena Sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala” QS. Faathir: 6
                Intinya setan merupakan musuh utama manusia dalam perjalanan kehidupannya, ia akan melakukan apapun agar manusia jauh dari Allah dan menemaninya menjadi penghuni neraka.
                Iblis dengan jelas berstatement dihadapan Allah perihal keinginannya menyesatkan manusia, kata-kata Iblis ini kemudian diabadikan dalam Al Qur’an
“Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian akan saya datangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)” QS. Al-A’raf : 16 - 17
                Setelah Allah menagguhkan kematian Iblis sesuai permintaanya “Sampai pada waktu mereka dibangkitkan”Al-A’raf :15, Maka ia benar-benar merasa yakin akan penagguhan tersebut lantas melawan dan durhaka seraya berkata sebagaimana dalam ayat diatas.
                Makna dari perkataan Iblis diatas dalam ayat ke-17 dijelaskan oleh Ibnu Abbas menjadi empat bagian:
1. Mendatangi dari muka (depan)  maksudnya Iblis dan bala tentaranya akan membuat manusia ragu akan adanya akhrat.
2. Mendatangi dari belakang  maksudnya manusia akan dibuat cinta terhadap dunia dan segala kehingar-bingaranya
3. Mendatangi dari kanan maksudnya Iblis dan bala tentaranya akan membuat urusan agama menjadi samar-samar
4. Mendatangi dari kiri maksudnya Iblis dan bala tentaranya akan membuat manusia senang akan kemaksiatan.
                Ibnu Abbas melanjutkan kenapa tidak disebutkan ‘akan menggoda dari atas’? karena Rahmat Allah turun dari atas. Dan mengenai firman Allah ‘Dan engkau akan dapati kebanyakan dari mereka tidak bersyukur’ Ibnu Abbas berkata, bersyukur maksudnya adalah mengesakan Allah. Dalam hal ini pada mulanya Iblis hanya berprasangka dan menduga, namun seiring berjalanya waktu prasangka dan dugaannya menjadi kenyataan. Sebagaimana dalam firman-Nya;
“dan sesungguhnya iblis telah dapat membuktikan kebenaran sangkaannya terhadap mereka lalu mereka mengikutinya, kecuali sebagian orang-orang yang beriman. dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan hanya agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. dan Tuhanmu Maha memelihara segala sesuatu” QS. Saba : 20-21
                Kita faham, seorang yang telah menekuni sebuah profesi selama 50 tahun -misalnya- tentunya akan sangat faham seluk beluk, tata cara, dan segala rahasia dibalik profesi tersebut. Demikian pula Iblis, semenjak Allah mengusirnya dari surga hingga sekarang ini pekerjaan satu-satunya ialah menyesatkan dan menjerumuskan manusia, maka sudah barang tentu ia faham akan tabiat manusia dan memiliki berbagai cara dan seni dalam menjerumuskan manusia. Diantaranya:
1. Memperindah dan menghiasi kebatilan
                Pada dasarnya kebatilan memiliki bentuk dan ciri yang buruk dan menjijikkan, namun bukan setan namanya jika tak mampu menyulap kebatilan dalam bentuk indah dan baik. Sebagimana pengakuannya sendiri dalam
“Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya”QS. Al Hijr : 39
2. Menamai kemaksiatan dengan nama yang menyenangkan
                Cara ini pula yang mampu membuat Nabi Adam khilaf hingga diturunkan dari surga. Iblislah yang menamai pohon larangan dengan nama ‘Syajaratul Khuldi’ atau pohon kekekalan (Thaha : 120).
                Adapun sekarang banyak kita temui maksiat yang namanya indah didengar. Khamr disebut wine, Perzinahan disebut lokalisasi, pelacur disebut WTS, wanita mengumbar aurat disebut kesetaraan gender, dan masih banyak maksiat yang namanya indah didengar.
3. Menamai ketaatan dengan nama yang tidak disukai
                Wanita yang menaja diri mereka sebut kuno dan ketinggalan zaman, orang yang beramar ma’ruf nahi munkar mereka sebut sok suci, pemuda yang menjauhkan diri dari pacaran mereka hina dengan ungkapan ‘gak laku’ dan lain sebaginya.
4. Memasuki dan menggoda manusia lewat pintu syatwat yang biasa disenangi manusia
                Ibnul Qayyim berkata “Pintu ini merupaka pintu paling besar setan dalam menjerumuskan manusia, ia masuk melalui jalan ini, ia berjalan didalam diri manusia melalui aliran darah sehingga dapat mempengaruhi manusia’ setan akan mendorong manusia untuk memenuhi semua keinginannya, sekalipun keinginannya bertentangan dengan syariat Allah.
5. Menyesatkan manusia selangkah demi selangkah
                Setan tidak mengatakan kepada manusia ‘lakukanlah zina’ akan tetapi ia akan menggiring mereka selamhkah demi selangkah, hingga ketika manusia sadar dirinya telah terlambat. Sebagaimana pepatah mengatakan ‘bermula dari pandangan, lalu senyuman, kemudian perbincangan, mengikat janji lalu pertemuan.

Demikianlah, setelah mengenal seluk beluk musuh abadi manusia, hendaknya sebagi makhluk yang berakal kita senantiasa memohon perlindungan kepada sang pemilik jiwa agar diajuhkan dari setan yang terkutuk. Semoga Allah senantiasa memberikan perlindungan dan penjagaanNya. Rosyid Abdurrohman 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar